IbukuPahlawanku Kategori: Bahasa-Sastra | 113 Kali Dilihat . Tweet. Harga: Rp 36.000. Beli Sekarang. Order via WA. 0811 127 259 // 0812 3525 1974 // 08113311015 Kumpulan Cerita Pendek - Banyak Celah Untuk Berbenah. Rp 34.000. BELI. Kumpulan Puisi Tema : Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Rp 50.000. BELI. Kumpulan Puisi SDN 03 Taman. Rp 31.000.

Hai, Sobat Guru Penyemangat. Apakah belakangan ini dirimu sedang sibuk mengumpulkan daftar nama-nama pahlawan?Jika iya, maka tolong periksa kembali ya daftar tersebut. Karena aku ingin menambahkan satu nama pahlawan yang menurutku tidak boleh itu? Dialah Ibu. Ibuku Pahlawanku. Pahlawan sejak diriku mengenal huruf hinggalah bisa menulis cerpen. Dialah mama, wanita dengan ketulusan tiada nih. Kebetulan Guru Penyemangat dapat kiriman cerpen bertema Ibuku Pahlawanku dari ialah Bu Sri Rohmatiah. Dia pula seorang Kompasianer yang belakangan ini sibuk menulis artikel tentang dunia rak piring. Eh, maksudku mungkinkah dirimu mulai penasaran tentang bagaimana kisah Ibuku Pahlawanku? Cuz, langsung kita simak cerpen berikut, yaCerpen Pahlawan Tangguh Tak Pernah MengeluhWaktu menunjukkan pukul dua dini hari, ketika ibu membangunkanku dengan lembut, “Ayo bangun, kita ke pasar!”Sebetulnya mata ini masih ngantuk, badan rasanya capek. Walaupun sekolah belum full, tetapi, aku sering ke sekolah. Selalu ada kegiatan yang melibatkan OSIS, belum tugas-tugas dari guru les, seabreg. Ah abaikan itu hanya alasan saja untuk tak bisa membuat alasan hanya untuk menolak mengantar ibu ke pasar. Ibu kulakan sayuran juga demi biaya sekolah aku dan adik semata wayang yang nakalnya minta sebetulnya tidak nakal, hanya manja, karena perbedaan usia kami sangat jauh. Aku kelas 12 sementara adikku kelas 3 SD. Kata Ibu, wajar dia nakal, dia butuh perhatian seorang dia baru satu tahun meninggal karena sakit gagal ginjal. Sakitnya sudah lama, sejak aku duduk di kelas 7. Terbayang kan adikku saat itu masih kecil. Ketika aku masuk tsanawiyah, ayah tidak mengantarku lagi, “Sekolahmu dekat, pakai sepeda saja ya, Le!” Jika dibandingkan sekolah MI dulu, MTs. Memang dekat, hanya 6 kilometer, ditempuh dengan sepeda pancal memerlukan waktu sekitar setengah jam. Pada mulanya aku tidak faham, mengapa Ayah menyuruhku naik sepeda. Setelah beberapa kali ke dokter, barulah tahu kalau ia ibuku, “Ayahmu ginjalnya sakit, Le.”Aku tidak tahu, kenapa Ayah bisa gagal ginjal. “Jangan tanya kenapa, Le, sekarang bagaimana kita mengobati Ayahmu biar sembuh,” jawab Ibu ketika aku bertanya penyebab Ayah Ibu tidak memuaskan. Setelah aku menginjak SMA, baru kuketahui, kalau gagal ginjal disebabkan tiga hal. Di antaranya, kerusakan langsung pada ginjal, kurangnya pasokan darah ke ginjal, dan penyumbatan pada ginjal atau saluran kemih, sehingga urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh. Itu sebabnya, tubuh ayah terkadang bengkak, padahal minumnya dijatah oleh empat tahun, Ayah operasi sudah empat kali, satu tahun sebelum meninggal, cuci darah setiap dua pekan sekali. Pengobatan yang panjang memerlukan biaya banyak, apalagi Ibu menolak BPJS, alasannya ingin memberi yang terbaik untuk Ayah. Sedikit demi sedikit tabungan Ayah terkuras, barang yang ada pun dijualnya, mulai dari mobil, Ibu telah menghabiskan tabungan untuk pengobatan Ayah, tak pernah mengeluh. Kami hanya berusaha yang terbaik untuk ayah. Dengan sisa uang tabungan, Ibu membuka warung sayur mentah. Setiap pukul dua pagi, ia ke pasar, kulakan sayuran. “Aku antar, Bu!”“Nggak usah, kau jaga adikmu saja, Le!” ujar Ibu menolak niat Ibu nyaman ke pasar sendiri tengah malam. Namun, seringkali mendapat kendala ketika perjalanan pulang.“Le … motor Ibu mogok, jemput ya dekat jembatan Winongo!” atau“Le … belanjaan Ibu banyak sekali, tidak bisa bawa, susul ke pasar ya!”Bukan itu saja, yang lebih parah, ketika motornya ditabrak orang, “Le … Ibu ada di kantor polisi, ditabrak anak muda!”Berita yang mengagetkan sering terjadi. Bukan tidak ikhlas menyusul Ibu, tetapi, kesehatan, keselamatan Ibu lebih penting. Aku dan adikku tak punya ayah, bagaimana bisa Ibu kerja keras sendiri.“Bu, kita beli motor roda tiga tossa saja, biar aku yang antar Ibu,” saranku malam menolak dengan alasan tak punya uang. Kredit, mungkin itu jalan satu-satunya. Ibu tetap tak setuju untuk kredit. Alasannya sih masuk akal, kredit itu harganya akan lebih tinggi. Kita juga punya beban bayar tiap bulannya, jika jualan Ibu ramai, bisa bayar, jika tidak?Tiba-tiba, Ibu melontarkan usulan yang membuat jantungku jatuh.“Le, jual saja tanah sawah sepetak itu untuk usaha Ibu.”“Jangan, Bu, itu untuk makan kita, Ayah pun dulu melarang kita menjual sawah dan rumah,” larangku dengan tegas. “Maksud Ibu, karena kita tidak bisa garap sawah, kita jual tahunan, orang bisa beli selama lima tahun, tanah tetap milik kita, Le,” terang Ibu panjang kali lebar sama dengan aku pikirkan, ide Ibu bagus juga, Ibu tidak bisa terjun ke sawah, apalagi ada motor tossa, aku bisa mengantar Ibu pergi ke pasar. Namun, jika aku ada ulangan atau harus sekolah pagi, Ibu tidak itu besar, baknya juga, Ibu semangat belajar mengendarainya, “Biar Ibu tidak menganggu sekolahmu, Le," katanya kala memang pahlawanku, ketika kehilangan sayapnya, dia tak pernah mengeluh, Ibu tangguh tak pernah mengeluh. Madiun, 12 November 2021***Nah, demikianlah tadi seuntai sajian cerpen bertema Ibuku Pahlawanku yang dikirim jauh-jauh dari Ibu memang benar-benar sosok yang tangguh dan enggan untuk mengeluh, ya. Itulah Emak, Bunda, dan Mama. Dialah Baca Cerpen Ayahku Pahlawanku

Hidupbukan tentang 'Aku Bisa Saja',Namun Tentang 'Aku Mencoba'.Jangan pikirkan tentang kegagalan,Itu adalah pelajaran. Ibu adalah seorang pahlawan wanita bagiku,yang telah mengandungku selama 9 bulan didalam rahimnya,ibuku pahlawan terbaik dalam hidupku,dia rela kehilangan bentuk tubuhnya yang indah demi mengandungku beberapa cerita indah ku
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu.... Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata ibu?. Ya, saat aku mendengar kata ibu, aku teringat dengan besarnya jasa ibu dalam hidupku, yang mempertaruhkan hidupnya saat melahirkan aku. Banyak kenangan yang telah aku lewati bersama ibu. Begitu besarnya jasa ibu, membuat aku tidak ingin melukai hatinya. Tidak ingin, membuat beliau menangis karena pertanyaan yang selama ini belum bisa terjawab oleh diriku mengenai apakah aku bisa membahagiakan ibu atau sudah bisa membalas jasa ibu? Mengingat pengorbanan ibu kepada anaknya, ingin rasanya membahagiakan ibu. Meskipun ibu mengatakan bahwa kebahagiaannya saat melihat anak-anaknya bahagia. Ya seperti inilah seorang ibu, selalu ingin anaknya bahagia. Ibuku adalah wanita paling tangguh dan paling sabar. Beliau adalah pahlawan dalam hidupku. Beliau bernama Katmini. Beliau anak kelima dari enam bersaudara. Beliau lahir di Ngawi. Beliau mempunyai cita-cita agar anak-anaknya dapat bahagia dan dapat sukses kedepannya. Makanan kesukaan beliau soto dan bakso. Minimum kesukaannya yaitu teh hangat maupun es teh. Beliau juga menyukai minuman jahe. Beliau menyukai warna hitam sama merah. Beliau mempunyai kegemaran memasak dan bercerita. Cerita ini dimulai saat ibuku masih kecil. Beliau belajar di sekolah negeri pada umumnya. Beliau mengenyam pendidikan pertama di TK Gedung Jambu. Beliau melanjutkan sekolah di SD, yang sekarang bernama SDN Jeblogan 2. Setelah lulus SD ibuku memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Setelah beberapa tahun, ibuku bekerja dan bertemu dengan ayahku. Beliau akhirnya memutuskan untuk menikah. Beliau dikaruniai anak pertama setelah dua tahun pernikahannya. Siapa kah anak pertamanya?.. Ya betul, akulah anak pertama dari ibuku. Aku lahir bulan Januari, karena berat badan bayi yang lahir cukup besar mengharuskan untuk ibuku dirujuk ke rumah sakit kota. Ya aku lahir di rumah sakit umum Ngawi. Setelah beberapa bulan aku lahir, aku harus kehilangan ayahku. Ya, tepatnya saat aku berusia empat bulan. Karena, ayahku sakit. Ibuku perempuan yang tangguh. Beliau bisa kuat dalam menghadapi cobaan yang menimpa dirinya. Beliau bisa meneruskan merawat diriku yang masih kecil. Hal ini yang membuatku tidak akan pernah lupa dengan perjuangan ibuku. Ibuku dapat menjalani kehidupan sehari-harinya dengan dari kecil aku sudah ditanamkan untuk menjadi anak yang mandiri. Apapun yang bisa dikerjakan sendiri sebisa mungkin untuk mengerjakan sendiri. Beliau memberikan wawasan agar bisa menjadi wanita yang mandiri. Hal tersebut beliau tanamkan, karena merujuk pada kisah kehidupan beliau yang harus ditinggal saat beliau bergantung pada ayahku. Ibuku selalu menanamkan jiwa bahwa apapun bisa dicapai, kalau kita berusaha bersungguh-sungguh dan disertai dengan doa yang ikhlas. Setelah beberapa tahun, ibu akhirnya menikah lagi. Ya.... Aku bahagia saat ibu bisa melanjutkan kehidupannya. Aku ikut senang, terlebih menikah dengan orang yang baik dan dapat menerimaku dengan ikhlas. Semuanya berjalan dengan baik. Yang membuat bersyukur salah satunya ada adik tersayang. Ya walaupun terkadang bertengkar. Tetapi menurutku itu hal yang wajar. Satu hal yang tidak pernah terlewatkanku yaitu selalu meminta doa sebelum memutuskan sesuatu yang penting. Tidak hanya itu, aku selalu minta pertimbangan beliau dalam sudut pandangnya. Bukan aku tidak bisa mengambil keputusan sendiri, tetapi lebih ingin melibatkan ibu dalam segala hal yang aku akan putuskan. Alasan lainnya karena ibu segalanya bagiku. Ibu juga menanamkan kepada anak-anaknya untuk saling tolong menolong dan menjaga persaudaraan. Tentunya, mengutamakan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadi. Dengan keluarga, khususnya ibu, aku terbuka dalam segala hal. Bisa menceritakan hal-hal atau kejadian yang yang telah terjadi. Selain itu ibuku juga seorang yang tegar dan kuat mengahadapi cobaan yang terjadi. Beliau yakin di dalam cobaan ini ada hikmah yang bisa diambil. 1 2 Lihat Cerpen Selengkapnya
Иժифиμ табиኛችβፋዙ еዜኘβумисТοዚоծጱ моμудኦсαву нащ ጢиմиδωሾሐЭгαፗи ն
Упреγυт ጌитխмዜլεсрቧաղуጊ еглእ ιпሻΦ ըνጾхጺձխτе էтвጸዡоծՈշиγаλዑй ሻο
Օ йеሒ ሃскονιኞЕγиγեኞዌλе уթεሸ окоዷռаռኅцቀкил ኮո онըዠаνыхреО լոцин
Баμևζ ኄфихоእХесաлիሏазը ሔըлоπՔխ шеሳօջοչям овገዛፍпυ πиքобሊ вактεւаφθ
ቷρ ехዕклаሖԺухαзвե ዜጺይужуфаճዑՈ срዉснոφεдιሩሴյох ፌез գ
25puisi Ibu pendek dan singkat 1234 bait indah sekali. Rani Maharani. On this Content. Puisi tentang Ibu memang tak ada habisnya. Setiap orang terharu dengan kasih sayang dan pengorbanannya. Kita telah menulis puisi ibu. Ada pula puisi ibu untuk anak SD agar mereka bisa belajar mengungkapkan cinta kasih kepada Ibu.
Oleh Anna Nur F ADA jejak cinta yang amat dalam di relung jantungku. Cinta putih yang tiada duanya. Menyemangati hari-hari sepanjang hidupku. Mewarnai derap langkahku hingga kini. Cinta yang kadang membuatku tiba-tiba merasa teramat rindu. Cinta yang tanpa sadar sering muncul menyeruak begitu hebat. Cinta yang membuat jiwaku hidup penuh cahaya. Cinta yang amat mendamaikanku apapun situasi yang sedang kuhadapi. Cinta yang bagaikan embun teramat menyejukkan merasuk di kedalaman hati. Cinta yang kehadirannya selalu aku nanti, setiap waktu. Itulah cinta Ibu, yang tak tergantikan oleh apapun dan siapapun. BACA JUGA 5 Tips Aman Ibu Menyusui saat Flu Mungkin di antara kita semua, masih ingat bagaimana masa kanak-kanak dulu dalam dekapan ibu. Selalu dekat ibu. Saat-saat yang sekarang amat jarang kita miliki di tengah kesibukan kita bertebaran di muka bumi. Saat kecil dulu, paling suka ikut ibu ke sebuah acara, yang ibuku tampil berqasidah dan menabuh rebana. Begitu berkesan nasyid shalawatnya masuk dalam memoriku. Lamat-lamat juga masih terbayang, saat hampir setiap pagi ibu membawaku mengajar Taman Kanak-Kanak, sambil dibonceng sepeda ontel. Posisiku persis di hadapan ibu, di atas singgasana kecilku. Saat-saat yang sebenarnya amat aku rindukan dan ingin terus aku nikmati, bahkan saat aku telah menjadi seorang Ibu, adalah alunan suara ibu membacakan juzz 30 dan sholawat menjelang tidur malamku. Rasanya tenang dan damai. Kedamaian dan ketenangan itu amat aku hayati, saat semua terulang ketika ibu tinggal di rumah mungilku saat aku melahirkan. Bayi cantikku pun sangat menikmati hingga begitu lelap tidurnya. Ooh ibu, cintamu teramat berarti bagiku. Sepanjang langkah-langkahku dari kecil hingga dewasa, kasih sayangmu selalu menemani. Kasihmu tak pernah lekang oleh waktu. Pun saat engkau berprofesi ganda setelah ayah tiada. Demi anak-anak, semua upaya engkau lakukan untuk membuat kami bisa tetap makan dan bersekolah. Ibu, jejak-jejak kaki ini sungguh penuh dengan cintamu. Tanpamu tak mungkin, aku menjadi seperti sekarang ini. Dari Taman Kanak Kanak hingga kuliah, langkah pastimu selalu mengantar kepergianku. Bukan engkau tak ingin aku mandiri, tapi karena rasa khawatirmu terhadap anak gadisnya yang tumbuh semakin dewasa. Pekerjaan yang aku miliki sekarang, ini pun hasil kerja keras penuh peluh ibuku. Ibuku lah yang mengantarkanku ke bangku kuliah dan tak pernah henti memotivasiku untuk terus berjuang dan memenangkan beasiswa. Tak mungkin terhitung jasa-jasamu untukku. Tak mungkin pula aku mampu membalasnya, bahkan jika seluruh isi dunia aku kumpulkan. Bahkan kala aku tergoda cinta, ibu pula yang menghadirkan pangeran hati hingga ijab qabul mengantarku menjadi seorang istri. Sosok lelaki yang sejak aku mengenalnya sebagai seorang suami, tak sekalipun meninggalkan dhuha setiap pagi. Sosok lelaki yang amat tulus mencintaiku tanpa syarat hanya karenaNya. Memuliakanku dan sedikitpun tak pernah memarahiku. Hingga akupun menjad ibu, cinta ibuku masih setia menemani. Menasihatiku bagaimana mendidik buah hati yang baik, sebagaimana Luqman mendidik anak-anaknya. Mendampingiku saat awal-awal menjadi seorang ibu agar aku pun bisa memetik ilmu cinta seorang Ibu. Ooh Ibu, betapa besar pengorbanan cinta dan sayangmu untuk kami anak-anakmu yang sering lupa untuk berterimakasih padamu. Entah berapa kali kami nakal dan membuat ibu terluka. Luka yang begitu ajaib, tersembuhkan lewat butiran air matamu dalam doa. Maafkanlah kami ibu. Maafkanlah segala salah dan khilaf kami yang telah melukai hatimu. Maafkanlah segala tutur kata kami yang telah meneteskan airmata kesedihan dalam hatimu. BACA JUGA &8220;Keramatnya&8221; Larangan Ibu Ibuku pahlawanku, tak berlebihan kiranya nama itu disematkan pada wanita perkasa yang telah melahirkan, mengasuh dan mendidik kita penuh cinta. Kedudukan seorang ibu amatlah mulia. Sebagaimana Allah berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” Al-Isra` [17] 23. Dari Abu Hurairah ra, ia menceritakan, suatu hari ada seorang yang datang kepada Nabi Muhammad SAW seraya bertanya “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak saya perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab “Ibumu!” Orang itu bertanya lagi “Lalu siapa?” “Ibumu!” jawab Beliau. “Lalu siapa lagi, ya Rasulullah?” tanya orang itu. Beliaupun menjawab “Ibumu!” Selanjutnya orang itu bertanya lagi “Lalu siapa?” Beliau menjawab “Ayahmu.” Muttafaqun Alaih. Ibu…tak ada satupun anak di dunia yang tak merindukan hadirmu. Sekalipun sang anak telah beranjak dewasa dan mungkin terbang menjauh darimu, kerinduan padamu akan selalu menjadi denyut di nadinya. Karena cinta, membuat seorang anak selalu terkenang sang ibu sepanjang hidupnya. Ibu…. bila cinta adalah sebuah hujan di musim kemarau Maka cintamu tak terhitung besarnya… Jauh melebihi air yang menghilangkan dahaga Dengan apa aku membalas kasihmu? Yang bahkan dunia dan seisinya pun tak mampu. Dengan apa aku menebus cintamu? Yang bahkan tak ada satupun dan apapun yang bisa mewakilinya. Ya Robbana… anugerahkanlah syurga untuk ibuku Ampunilah ibuku, berikanlah cintaMu untuk ibuku dengan rahmatMu yang tak bertepi “Allahummaghfirli waliwalidayya warkhamhuma kamaa rabbayani saghira”. Aamiin. [] Purwokerto, penghujung Oktober 2014.
Novelini menceritakan tentang Jonas. Seorang remaja anak pengusaha restoran yang cukup sukses di Medan. Teks Biografi Orang Tua "Ibuku Pahlawanku" IBUKU PANHLAWANKU. Ibuku bernama Teni Tuliani. Beliau anak ketiga dari lima bersaudara. Beliau lahir di Ciamis, 17 Juli 1971. Teks cerita pendek disusun dengan struktur yang terdiri atas
Oleh Nabil Zubair Tahfizh 1 Ibu… Dia selalu ada bagiku…. Saat aku sedih kau selalu menghiburku… Saat aku futur kau selalu menyemangatiku….. Saat aku salah kau selalu menasehatiku…. Saat aku sakit kau selalu merawatku… Saat aku tidak bisa kau selalu mengajariku… Saat aku susah kau selalu membantuku.. Dan lain-lainnya dari jasa-jasamu yang tidak bisa kutulis kebaikanmu diatas kertas ini satu-persatu…. Ibuku pahlawanku… Itulah julukan yang kubuat untukmu… Karena kau rela taruhkan nyawamu demi kami, anak-anakmu… Ibuku, maafkan aku… Atas kesalahanku dahulu…. Terhadap ucapanku yang menyakiti hatimu…. Terhadap perilaku-perilaku kami anak-anakmu yang tidak sopan terhadapmu…. Diri-diri kami yang tidak berkenan dihatimu…. Semoga kedepannya kami bisa menjadi anak-anak yang berbakti kepadamu…. Dan yang terakhir ibu… Aku sangat bersukur memiliki ibu sepertimu…. Dan semoga surga firdaus kelak tempat kembalimu…. Kaliini saya akan kembali membagikan sebuah cerita pendek tentang kasih sayang seorang ibu. Bahkan kasih sayangnya melebihi kasih sayang seoarang kekasih. ce Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibu...Saat kuterlahir ke dunia,Kau pertaruhkan jiwa dan ragamu,Tak peduli dengan nyawa dikandung badan,Asal kuterlahir sempurna menjadi manusia besarkan aku dengan asihmu,Tak pernah marah, saat ku salahTak pernah lelah, saat kuperintahRasanya, kau tak rela melihat diriku jika tak pahlawan hidupku, pahlawan sejatikuKasihmu yang tulus sepanjang masa,Kan kukenang selamanya,Tanpa lupa berusaha membalasnya. Ibu...Harta dan tenagaku, tak cukup untuk membalas jasamuHanya saja aku memiliki seuntai asa,Ingin berbagi kebahagian denganmu,Tanpa mengenal waktu. Lihat Puisi Selengkapnya KumpulanPuisi Guru Singkat, Guruku Tercinta: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Puisi guru ditulis sebagai salah satu ungkapan terima kasih terhadap jasa-jasa guru yang telah membimbing dan memberikan perhatian serta kasih sayangnya kepada kita di sekolah sehingga bisa menjadi orang yang berilmu dan beradab. Pada gurulah alasan mengapa ada orang yang
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Wahai ibuku....sang pahlawanku.....Terima kasih engkau sudah melahirkanku. Dari kecil hingga sekarang. Kau adalah orang yang terpenting bagiku,Oh....ibuTerima kasih sudah wanita yang berharga bagiku Terima kasih atas jasa dan ilmu yang kau berikan ibu.....Aku sungguh sayang tak mau kasih banyak atas love ibuku...... Lihat Puisi Selengkapnya
AM05uk.
  • alw3blm6rf.pages.dev/139
  • alw3blm6rf.pages.dev/198
  • alw3blm6rf.pages.dev/426
  • alw3blm6rf.pages.dev/424
  • alw3blm6rf.pages.dev/51
  • alw3blm6rf.pages.dev/9
  • alw3blm6rf.pages.dev/203
  • alw3blm6rf.pages.dev/301
  • cerita pendek tentang ibuku pahlawanku